Penggalan syair lagu yang mempertegas salah satu ikon makanan khas di Kota Surabaya adalah Semanggi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, makanan yang berbahan baku daun semanggi ini mulai sulit ditemui. Jika pun masih ada, itu berkat segelintir orang yang masih peduli memperdagangkan. Walaupun ini adalah makanan khas Surabaya yang populer, tapi bisa dibilang cukup sulit untuk mendapatkannya karena sudah jarang.
Di Surabaya, Semanggi kebanyakan diproduksi oleh masyarakat sekitar daerah Benowo. Semanggi adalah sekelompok tanaman paku air (Hydropterides) dari marga (Marsilea) yang di Indonesia mudah ditemukan di sekitar pematang sawah atau tepian saluran irigasi. Secara morfologi bentuk tumbuhan ini sangat khas, karena bentuk daunnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat kelopak anak daun yang berhadapan.
Bagi yang tidak tahu makanan Semanggi tentunya akan heran ketika pertama kali menyantapnya dan mungkin akan terkesan kotor. Sekilas model penyajiannya tak jauh beda dengan Pecel dan sambal kental diatasnya. Makanan khas Surabaya yang disajikan pada piring yang terbuat dari daun pisang atau disebut 'pincuk' ini terdiri dari beberapa sayur seperti daun semanggi, kecambah dan disiram dengan bumbu ketela rambat beserta sambal cabe rawit yang pedas. Untuk menikmatinya, akan semakin mantap jika dimakan dengan krupuk puli yaitu krupuk yang dibuat dari beras. Keberadaan makanan Semanggi yang makin hari makin tenggelam dan langka, tak menyurutkan niat LEZAT untuk berburu Semanggi di beberapa tempat. Berikut beberapa tempat penjual semanggi yang sempat LEZAT temui:
Penjual Semanggi gendongan
Para penjual Semanggi kebanyakan adalah wanita paruh baya keatas. Mereka menjajakan Semanggi ke seluruh pelosok kota Surabaya dengan menggendong di punggung dan berjalan kaki. Pada pagi hari, para penjual Semanggi berkumpul di perempatan Sendangbulu, dekat perumahan Bukit Palma. Mereka menunggu jemputan dari angkutan yang setia mengantarkan mereka ke pelosok kota Surabaya. Jadi jika Anda lagi puter-puter kota Surabaya dan melihat ibu dengan bakul yang digendong di belakang dengan tumpukan krupuk puli maka dialah sang penjual semanggi Suroboyo. Seperti yang dijumpai LeZAT di sekitar kawasan Diponegoro dekat pemberhentian bis. Sebuah angkutan umum berhenti, tampak beberapa wanita paruh baya itu dengan berpakaian kebaya dan berjarit beranjak turun. Di depannya terdapat bakul tempat dagangannya dan tak lupa krupuk puli dalam kantung plastik yang cukup besar.
Gerai Semanggi Top Suroboyo (STS)
Ingin menikmati Semanggi, namun sulit menemukan penjual Semanggi gendongan, ini tak jadi soal. Kita bisa menikmati Semanggi Top Surabaya (STS) di sebuah gerai tempat makan. STS memang belum membuka kedai sendiri. Hampir selama 13 tahun ini, STS berjualan di Rumah Makan Antariksa di Jl Diponegoro.
Menikmati Semanggi di hotel berbintang
Makanan khas ini selain dapat ditemui dari pedagang keliling, pujasera ternyata ada juga lho di hotel berbintang tepatnya di Hotel Surabaya Plaza. Dengan membidik kalangan menengah, sajian Semanggi di hotel ini laris juga dipesan tamu. Tidak hanya para tamu yang menginap di hotel saja yang bisa menikmati, tapi dibuka untuk umum bagi siapa saja yang ingin menikmati Semanggi.
penasaran pengen menikmati semanggi?? :)
sumber : jalan asyik
No comments:
Post a Comment